Jika di dasar pada kenyataan
Tiadakan punggok menyanding bulan
Meski begitu ia tetap tersenyum
Penuh keikhlasan meski kekecewaan
Menahun tertahan
Mengapa tak ia cari yang lain
Memang bodoh benar ia mau menjalin
Hubungan di dasarkan pada ingin
Ini juga ia buat di bukit tak bertuan
Nan dingin.
Senin,
02 Okt’2006
anaK Kampong
begitu damai... begitu nyaman.... inilah duniaku.... inilah kampung ku......
apa yang anda cari
Selamat datang di blog anak kampong!
ini adalah semesta, ini adalah dunia...
inilah kampung kita....
inilah kampung kita....
Kamis, 20 Januari 2011
KANGEN
Sejak kepergian diiring celoteh tawa
Tertinggal rupa cinta
Di hamparan rumputan ilalang
Kemudian menghilang.
Membekas atas apa yang kita jalin
Menguap dalam embun dingin
Bila rumput itu kering
Dan semua mengiring
Akh…kau sepoi belai tubuh
Ingin lagi ku mencinta penuh seluruh
Kecupi rindu yang melabuh
Namun jika lepas subuh
Aku….
A….
Rabu,
06 Sept 2006
Tertinggal rupa cinta
Di hamparan rumputan ilalang
Kemudian menghilang.
Membekas atas apa yang kita jalin
Menguap dalam embun dingin
Bila rumput itu kering
Dan semua mengiring
Akh…kau sepoi belai tubuh
Ingin lagi ku mencinta penuh seluruh
Kecupi rindu yang melabuh
Namun jika lepas subuh
Aku….
A….
Rabu,
06 Sept 2006
BAHAGIA
Kita dua bersenda
Punah lari merangkak kecewa-hampa
Burung dan angin turut berlaga
Di untaian pelangi senja
Hidup kita satu
Padamkan api yang menggobar gebu
Karena kita tahu lebih dari itu
Sudah lenyap haru-pilu
Kita berdua sama rasa
Saling mencinta
Sekali saja
Usai itu…tiada.
Sabtu,
16 Sept’2006
Punah lari merangkak kecewa-hampa
Burung dan angin turut berlaga
Di untaian pelangi senja
Hidup kita satu
Padamkan api yang menggobar gebu
Karena kita tahu lebih dari itu
Sudah lenyap haru-pilu
Kita berdua sama rasa
Saling mencinta
Sekali saja
Usai itu…tiada.
Sabtu,
16 Sept’2006
KOSONG
Hingar, kelihatannya di mata
Tunjukkan arti “ramai” disana.
Mereka lalu-lalang
Akhirnya menghilang.
Semua kembali membingar.
Tawa, bahagia jelas tersebar
Menyelinap antara batas tipis keramaian
Dan kesepian.
Jelas sudah, mereka menari-nari dan menyanyi
Lepas segala elegi.
Hilang melayang kesedihan mereka
Dan aku menonton saja dan ikut tertawa.
Dalam gegap, aku terpaku
Namun terlintas perlahan di benakku
Apa sesungguhnya yang ku cari?
Sedangkan aku hidup lama disini.
Mencari hingga pada suatu waktu yang terhenti
Yang ada hanyalah sepi.
Seakan mengejek
Dan tetap mengejek.
……………………………
Terus mencari.
Terhenti pada satu kesimpulan.
……………………………….
Entah itu riakan sungai
Atau desir ombak di pantai
Semua sama
Fana.
Selasa,
30 Des’ 2008
Tunjukkan arti “ramai” disana.
Mereka lalu-lalang
Akhirnya menghilang.
Semua kembali membingar.
Tawa, bahagia jelas tersebar
Menyelinap antara batas tipis keramaian
Dan kesepian.
Jelas sudah, mereka menari-nari dan menyanyi
Lepas segala elegi.
Hilang melayang kesedihan mereka
Dan aku menonton saja dan ikut tertawa.
Dalam gegap, aku terpaku
Namun terlintas perlahan di benakku
Apa sesungguhnya yang ku cari?
Sedangkan aku hidup lama disini.
Mencari hingga pada suatu waktu yang terhenti
Yang ada hanyalah sepi.
Seakan mengejek
Dan tetap mengejek.
……………………………
Terus mencari.
Terhenti pada satu kesimpulan.
……………………………….
Entah itu riakan sungai
Atau desir ombak di pantai
Semua sama
Fana.
Selasa,
30 Des’ 2008
JANGAN TANYAKAN ITU
Akankah semua tertuju pada angin
Yang berhembus di pagi ini?
Ada suara terselip?
Atau ia tertahan,
Di pucuk-pucuk cemara itu.
Apakah kau tahu dimana
Ia bersembunyi.
Di antara kita
Atau dimana pun ia.
Jangan Tanya aku,
Tanya saja angin itu
Biarkan ia membawa semuanya.
Hingga tiba di tempat yang ia inginkan.
August 2008
Yang berhembus di pagi ini?
Ada suara terselip?
Atau ia tertahan,
Di pucuk-pucuk cemara itu.
Apakah kau tahu dimana
Ia bersembunyi.
Di antara kita
Atau dimana pun ia.
Jangan Tanya aku,
Tanya saja angin itu
Biarkan ia membawa semuanya.
Hingga tiba di tempat yang ia inginkan.
August 2008
KERINDUAN
Gejolak pelangi yang mengingatkan
Padamu.
Senandung suara menyergap
Dari sisi kehitamanku.
Tak kau dengarkah ?
Jeritan itu,
Yang ku titip pada angin senja.
Jeritan itu,
Adalah ia rindu
Rindu,
Yang menggugah.
Rindu,
Raut wajah,
Rindu,
Peluk kecupan
Rindu,
Tawa tangisan
Rindu….
Rindu yang tak kau perdulikan,
Honey.
July 2008
Padamu.
Senandung suara menyergap
Dari sisi kehitamanku.
Tak kau dengarkah ?
Jeritan itu,
Yang ku titip pada angin senja.
Jeritan itu,
Adalah ia rindu
Rindu,
Yang menggugah.
Rindu,
Raut wajah,
Rindu,
Peluk kecupan
Rindu,
Tawa tangisan
Rindu….
Rindu yang tak kau perdulikan,
Honey.
July 2008
Rabu, 19 Januari 2011
DARI SESEORANG, YANG TERLAMBAT
Keperihan di lambangkan dari kelukaan.
Keperihan juga bentuk dari kekecewaan.
Keperihan adalah satu rasa.
Rasa yang banyak definisi dan dengan masing-masing arti.
Kepada pemilik kebahagiaan, perih tak kan berarti
Hingga bahagia hilang, baru akan terasa.
Dan pastinya mereka kan berkata ; ternyata perih itu benar-benar ada.
Menyelinap masuk antara rasa-rasa yang muncul setelah itu.
. . . . . . .
Maret 2009
Keperihan juga bentuk dari kekecewaan.
Keperihan adalah satu rasa.
Rasa yang banyak definisi dan dengan masing-masing arti.
Kepada pemilik kebahagiaan, perih tak kan berarti
Hingga bahagia hilang, baru akan terasa.
Dan pastinya mereka kan berkata ; ternyata perih itu benar-benar ada.
Menyelinap masuk antara rasa-rasa yang muncul setelah itu.
. . . . . . .
Maret 2009
Langganan:
Postingan (Atom)